RSS

Pementasan Malam



Baru saja kusaksikan sang mentari dengan penuh rendah hati mengalah, memberi kesempatan pada bulan tuk tampil di pentas langit. Maka langit yang tadinya terang benderang berhias awan yang begitu riang menari, perlahan berubah menjadi gelap, menyambut sang bulan yang tampil dengan pesona keanggunannya, memancarkan cahaya-cahaya temaram yang dengan lembut mengecup dasar-dasar bumi.

Bulan tak sendiri, kedatangannya diiringi oleh sekawanan bintang, meskipun q sebut “sekawanan” tapi sungguh bilangannya tak berbilang, masing2 memancarkan cahaya yang berkilau, seolah-olah ada seorang malaikat yang terbang sembari menghamburkan ribuan mutiara di atas langit sana. Indahnya sekali…..

Dan Pada Sang Awan, kubisikkan kalimat. “ makasih ya... malam ini tak kau sembunyikan sang bulan, terimakasih juga kau biarkan kerlip cahaya bintang-bintang itu melompat ke bola mataku. Biarkan.. biarkan mereka semua memperlihatkan pesonanya.

Dan aku… terduduk di sini. Menyaksikan seluruh rangkaian pementasan langit malam ini. Sesekali layar langit yang hitam, berhias kerlap-kerlip cahaya itu, seolah-olah berubah menjadi putih. Kulihat di dalamnya bayang-bayang yang semakin lama semakin menyata membentuk sosok manusia-manusia. yang dahulu pernah hadir mengisi ruang-ruang jiwa. teringat lagi akan senyum-senyum mereka, canda mereka, kebanyolan mereka, yang “hahaha” aku tertawa dibuatnya.

Kemanakah kalian semua teman-temanku? Sehatkah kalian? Adakah kalian telah sampai pada mimpi-mimpi yang engkau kejar tertatih-tatih?

Entahlah temanku, berjarak sudah kita, Oleh tempatkah? oleh waktukah? Oleh keduanya kah? Entahlah... mungkin... bahkan bukan oleh keduanya...

Mataku masih asyik menatap langit ketika angin malam mulai membelai lembut pundakku. semacam tepukan lembut yang menyadarkanku dari semua lamunan. Angin malam sepertinya tidak memberiku waktu yang cukup menemukan jawaban untuk semua pertanyaan itu.

“Ah, Sudahlah…” gumamku pelan.

Genta pun telah dibunyikan, memaksaku kembali ke dunia nyata. Sudah saatnya memberi kesempatan tubuh ini beristirahat. Tapi sebelum itu, sebentar saja, ingin kupejam kedua mata ini, menghadirkan kembali wajah-wajah kalian di depan mata jiwaku. Kepada hening malam kutitip salam rahmat dan berkah untukmu temanku.. Sehatlah selalu, bahagialah selalu, dan seperti bintang di atas langit sana, berkilaulah dengan cahaya-cahaya memukau yang bersinar terang dari dalam diri....

~Leonase~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

umminya.khalid mengatakan...

as usual, ancha has a poetry in his soul ...