RSS

Jangan Anggap Remeh Uang Receh

Kalau saya anggap bahwa sebagian besar dari Anda pada saat ini masih mencicil rumah, maka sangat mungkin sekali bahwa cicilan rumah yang Anda bayar menghabiskan sekitar 30 persen dari penghasilan keluarga Anda.

Bila Anda membaca tulisan di NOVA beberapa nomor yang lalu bahwa Anda sebaiknya menabung sebelum membayar biaya hidup Anda, maka sangat mungkin pula Anda sekarang mulai melakukannya. Apa yang Anda tabung? Mungkin saja untuk pendidikan anak Anda kelak. Apakah mungkin Anda menabung sekitar 15 persen dari penghasilan Anda untuk pendidikan anak Anda kelak? Ya, sangat mungkin sekali.

Apa lagi pengeluaran yang mungkin ada? Ah, ya. Sangat mungkin sekali Anda juga membayar premi asuransi. Entah itu asuransi jiwa, kesehatan, atau kerugian (untuk rumah dan mobil Anda). Bisa saja Anda menghabiskan sekitar 20 persen dari penghasilan Anda untuk membayar asuransi-asuransi itu.

CUMA "UANG RECEH"?

Sekarang mari kita berhitung. Dengan perkiraan kondisi seperti di atas, maka total pengeluaran Anda kemungkinan akan seperti di bawah ini.

UANG MASUK
Penghasilan : 100 persen

UANG KELUAR
Cicilan Hutang : 30 persen
Tabungan Rutin : 15 persen
Premi Asuransi : 20 persen
Total : 65 persen dari penghasilan

Ini berarti, sebelum Anda sempat belanja kebutuhan hidup sehari-hari, atau sepasang sepatu atau pakaian, atau biaya transportasi sehari-hari, dan sebelum Anda membayar kebutuhan rekreasi, sekitar 65 persen dari penghasilan Anda sudah berkurang.

Dengan jumlah sisa penghasilan keluarga yang hanya 35 persen, Anda memutuskan untuk pergi makan ke restoran fast food. Sekali makan menghabiskan sepuluh ribu rupiah. "Ah... enggak ada masalah," begitu pikir Anda. Toh cuma sepuluh ribu ini.

Setelah mengeluarkan jumlah uang yang cukup besar untuk membayar cicilan rumah, menabung buat anak, dan membayar premi asuransi, apa bedanya keluar uang sepuluh ribu untuk makan di restoran? Toh itu cuma "uang receh" kata Anda.

BEDANYA BANYAK SEKALI!

Betul. Kalau Anda keluar uang sepuluh ribu rupiah setiap hari untuk makan di restoran, atau beli cokelat, bahkan beli majalah atau apa pun, maka dalam duapuluh tahun saja Anda akan keluar uang Rp 206 juta! Itu dengan asumsi bahwa setiap tahun harga-harga naik sebesar 10 persen per tahun. Bayangkan, itu adalah jumlah "uang receh" yang Anda keluarkan setiap hari.

Karena itu, saran saya kali ini adalah: jangan meremehkan pengeluaran-pengeluaran kecil yang Anda lakukan setiap hari, sekecil apa pun. Tetap kendalikan pengeluaran dalam keluarga Anda. Kalau Anda mencicil rumah, mobil, atau menabung secara rutin untuk anak Anda setiap bulan, Anda tentunya tidak mengontrol pengeluaran tersebut setiap hari.

Tapi untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya, maka biasanya Anda lakukan setiap hari. Karena itu, tidak ada salahnya jika pengontrolan terhadap pengeluaran-pengeluaran kecil itu juga dilakukan setiap hari.

Saya tidak menyarankan Anda untuk berhenti makan di restoran. Saya juga tidak menyarankan Anda untuk tidak membeli majalah, beli cokelat atau apa pun. Yang saya sarankan untuk Anda adalah agar Anda mengendalikan pengeluaran-pengeluaran kecil Anda. Karena bila Anda tidak mengendalikannya, maka Anda sendirilah yang akan rugi karena Anda akan mengeluarkan uang terlalu banyak untuk hal-hal yang belum tentu penting.

Nah, setiap kali Anda datang ke supermarket, restoran, toko baju, atau apa pun itu, tanyakan kepada diri Anda pertanyaan sebagai berikut: apakah pengeluaran yang saya lakukan ini akan membantu saya mencapai tujuan-tujuan keuangan saya?

by: Safir Senduk (www.perencanakeuangan.com)
READ MORE - Jangan Anggap Remeh Uang Receh
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Entri Baru :)



Kesadaran.. ya mungkin itu alasannya, di blog ini akan ada new entri dengan label "perencanaan keuangan." Ane nyadar bro..sist.. pribadi yang baik adalah pribadi yang terkelola dengan baik dalam setiap bidang n tanggung jawab kehidupan, termasuk dalam masalah keuangan.

Pada entri-entri berikutnya di blog ini akan disajikan beberapa artikel yang ditulis oleh ahli-ahli perencanaan keuangan, salah satunya yg ane nge-fan banget bpk Safir Senduk. Twit2 blio di twitter benar2 mencerahkan bro-sist.. so if u want to follow him just follow @Safirsenduk (wah, harusnya ane dapat kompensasi nih dah bantu promosi :p)

I hope u'll enjoy it...

my best regard..

Leonase
READ MORE - Entri Baru :)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

अप कबर ब्लोल्लू?



Apa kabar blogQ? hehehe...

entah sudah berapa lama kubiarkan blogku ini sendiri dalam kesindirian...(4l4y) keputusanQ yang kemarin untuk mengambil kuliah di luar jam kerja betul2 menyedot hampir semua waktuQ.. sampai2 nyaris tidak ada waktu luang bwt nulis lagi..hikz.. T_T..

Tapi Alhamdulillah.. akhirnya kuliahq bisa kelar juga... (horray!!) so, sekarang dah mulai punya waktu lagi waktu bwt nyorat nyoret di blog ini. hehehe..

Tunggulah blogq yg baik hati.... bentar lagi kita main kata-kata bareng seperti dulu yak..! ;)
READ MORE - अप कबर ब्लोल्लू?
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang pesisir, laut, dan ombak



Saban hari tapak rindu bersenda gurau dengan pesisir
datang beramai bersama kenangan, sang tamu istemewa
menuntas dahaga meneguk segelas cerita tentang lucu lakon masa ini

dalam dua mata lautan telah menjadi cermin memantul bayang
biru langit berhias awan putih berarak
setiap kali mendekat serasa mampu lihat
diri dibalik kilat kaca bening berbuih

air laut konon katanya mujarab
asinnya ampuh menawar hati lara
lelah mengejar mimpi berkabut ilusi

..di satu jejak waktu biarkan luka bermain-main dengan perih..

mestilah ada suatu tempat untuk belajar
menemukan arti dari kalimat bahasa hati
menerbangkan rasa, serupa desir angin menggoyang dedaun
menyusur jalan meraba jawab sebuah tanya


kala laut tenang, kemana perginya debur ombak?


...

~Leonase~
READ MORE - Tentang pesisir, laut, dan ombak
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mencari Bahagia, Dimana?


Bismillah..

Untuk sahabatku yang hatinya selalu rindu akan suara dentum kebahagiaan. Untukmu yang memiliki hati putih, kemudian memilih untuk menghiasnya dengan warni-warna bahagia. Untukmu yang menjadikan hatinya cermin yang bersih, hingga terpantul darinya cahaya-cahaya kebahagiaan.

Bagaimanakah artikan bahagia? Ah, Sahabatku. Bolehkah kita tidak ribut masalah ini? Karena bahagia sejatinya adalah bagian dari RASA. Kita bisa merasakannya namun akan selalu kehabisan kata untuk membahasakannya. Sama ketika kita menikmati sajian makanan yang mengandung garam. Kita bisa merasakan asinnya namun tak kan sanggup menjabarkan seperti apa asin itu.

Itulah kesaktian rasa, kita kan selalu bisa menyadari dan merasakan apa itu manis, asam, asin, marah, rindu, cinta, cemburu, sedih, dan bahagia. namun tak pernah bisa melukiskannya dalam kata.

Sahabatku, di sini, kita menghadapi hari bagai roda yang terus berputar. Di satu masa mengisinya dengan tangis, di masa lain dengan canda, senyum, dan tawa. Di satu masa dikuasai perasaan cinta dan rindu, di masa lain dikuasai rasa benci dan cemburu.

Sahabatku,

Jika insan-insan bumi ditanya, bagaimanakah caranya agar engkau bahagia? Dengarlah...

"Andai aku memiliki simpanan harta yang banyak, niscaya aku menjadi orang yang paling bahagia"

"Andai aku bisa menaklukkan perasaan sang gadis yang cantik jelita, hingga ia berkenan menikah denganku, niscaya aku menjadi orang yang paling bahagia."

"Andai aku mendapatkan rumah mewah yang menghadap sebuah pantai yang indah, niscaya aku kan sangat bahagia dan sejahtera"

" Andai aku bisa berkendara dengan kendaraan yang mewah nan mahal, niscaya diriku menjadi anak muda paling bahagia"

"Andai aku belajar di kota Swiss yang terkenal itu, dan menguasai berbagai bahasa yang berbeda, niscaya diriku menjadi bahagia dan mengenal banyak peradaban dunia”

“Andai aku mempelajari seni musik, dan pandai memainkan sebuah gitar, niscaya diriku menjadi orang yang paling bahagia. Kan kulantunkan nyanyian yang paling indah dan memesona setiap orang”

“Andai aku seorang gadis jelita, semua orang berharap mendekatiku, setiap lelaki berharap menjadikanku pendamping hidupnya, niscaya aku menjadi wanita paling bahagia di atas bumi ini”

“Andai aku bisa selalu menyelam ke dasar laut, menyaksikan semua keindahan di dalamnya. Niscaya aku adalah penyelam paling bahagia di dunia”

“Andai aku menjadi hamba Tuhan yang melakukan meditasi di salah satu gua di wilayah Tibet China yang tenang, niscaya aku menjadi orang paling bahagia, jauh dari hiruk pikuk kehidupan materialistis dan pergumulan kehidupan yang penuh kebisingan”

Sahabatku,

bukankah semua kondisi itu berada di luar diri kita? Apakah kita yakin benar kebahagiaan itu bersembunyi di luar sana? Adakah ia sungguh tersimpan dalam harta yang berkilau, Kedudukan yang tinggi, pengakuan manusia, dan pencapaian-pencapaian “luar” yang lain? apakah bahagia itu tidak dapat dirasakan sebelum satu atau sebagian dari kondisi itu tercapai? Jika memang begitu, mengapa kita temukan manusia yang berhasil mencapai satu atau sebagian kondisi-kondisi itu namun tidak juga merasa bahagia?

Mengapa banyak manusia yang dikarunia harta melimpah namun tak kunjung merasakan kebahagiaan? Dikarunia kedudukan dan memperoleh pengakuan manusia namun tak sanggup lepas dari perasaan galau yang menyiksa? Apakah ia harus menunggu lagi untuk bahagia, sampai semua kondisi itu terpenuhi? Ah, Apakah bahagia itu sedimikian sulitnya?

Ataukah, sesungguhnya....

Kebahagiaan itu ada di dalam diri kita? Hingga bahagia itu bisa selalu ada di dalam keadaan sempit maupun lapang. Hingga bahagia itu selalu melekat dalam masa mengejar cita. Dan tetap ada di saat satu demi satu cita terwujud.

Temanku,

bahagia masih sebuah rasa yang tak terjabarkan, namun kita akan selalu bisa menyadari saat ketika bahagia itu bersemayam dalam diri.

Dan kiranya....

Jika saat ini bahagia terasa hilang dari dalam dada. Mungkinkah itu pertanda, kita telah mencari dan mengejarnya di tempat yang salah?



~~~moga berlanjut di note berikutnya~~~~


*Diadaptasi dari tulisan ilmiah DR. Taufik Ahmad Al Kusayer berjudul "Fannul Istimta", edisi Indonesia berjudul "Seni menikmati hidup" (Tarbawi press).


Sahabat, kuhadirkan tulisan ini agar kita tak pernah behenti menyusur jalan kebahagian hakiki, khawatir jika tersesat terlalu jauh, kita lupa jalan mana untuk pulang. Tahukah engkau? Taman hati ini begitu kering dan gersang, menantimu menyiramnya dengan nasehat 'benar' dan 'sabar' , menumbuhkan diatasnya bunga-bunga dengan kelopak jiwa yang mekar nan semerbak. Hingga pada saatnya nanti, kita dikumpulkan di sebaik-baik tempat untuk berkumpul.


~Leonase~
READ MORE - Mencari Bahagia, Dimana?
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pesan dari Sahabat



Apalah diri ini tanpamu, duhai sahabat, bukankah telah nyata setiap insan berada dalam keadaan rugi kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran? lalu, di mana bisa kudapatkan nasehat, bila tidak ada dirimu..sahabat?

Dirimu lah wahai sahabat yang mengingatkan diri ini kala tersesat jalan...yang membangunkan diri ini kala terlena mimpi-mimpi semu..yang membantuku bangkit kala tergelincir dan terjatuh.....

28/04/10, ponsel usangku bernyanyi, menerima pesan nasehat yang engkau kirim dari seberang...


Allahlah yang membuat kita mampu tersenyum
walau menangis.

Untuk bertahan saat kita merasa ingin menyerah
Untuk berdoa saat kita kehabisan kata-kata.
Untuk mencintai walau hati kita hancur berkali-kali
Untuk mengerti walau tak satupun yang kelihatan memberi arti

Segalanya menjadi mungkin
karena Allah lah yang membuat kita mampu untuk itu.

Mohonlah kepada Allah agar selalu menghias wajah kita dengan senyum.
Senyum semanis-manisnya senyum.
Senyum dikala bahagia maupun sedih...
Senyum walaupun dada terasa sesak

Dan berdoalah agar Allah menjadikan Al Qur'an
sebagai musim bunga di hati,
penghilang kesedihan dan duka kita
Semoga Allah menghilangkan kesedihan dan menggantikannya dengan kebahagiaan.

060510, kudengar ponselku komat-kamit, rupanya ia tengah kerasukan (lagi) pesan singkat darimu...sahabat

Bekunya air mata dari kerasnya hati.
Kerasnya hati dari banyaknya dosa.
Banyaknya dosa dari lupanya mati.
Lupanya mati karena terlalu cinta akan dunia.

Renungkanlah..


09/05/10, ponselku berdering lagi...mengantarkan gubahan sebuah puisi yang engkau kirimkan

CINTA ILAHI


Dlm sanubari api merah menyala.
Membakar rasa membakar jiwa.
Mercu keagungan-Mu.
Kucari dlm sinar rahmat-Mu.
Beribu harapan kupasrahkan kehadirat-Mu Ilahi.

Ilahi. . .

Kurniaan cinta suci,
Penawar dosaku, yg bernanah membara di hati.

Qalbu meronta.
Rerantai membelenggu jiwa.
Tersiksa merongkah derita.
Di dlm usaha mencari-Mu.
Ilahi...
Dalam kembaraku,
tersesat firasat,
tanpa suluhan-Mu terbuang.
Sendirian,
inginku capaikan,
mahligai cinta-Mu.
Takkan ku derita lagi,
Selepas nikmat cinta ini.
Oh Ilahi,
terimalah cintaku. . .


17/05/10, ponselku berdering lagi....

.....
Suasana pagi makin berseri-seri bila matahari mula menjenguk diri,
terlukis keindahan dalam keharmonian terpamer kekuatan Ar-Rahman
Burung-burung berkicau di cela pohon hijau
menitislah embun dari ujung dedaun
lembut bayu menyapa bagai membelai jiwa menggilat dosa-dosa yg tersisa

Keindahan alam, keindahan Islam, kemanisan iman, nikmat yg disyukurkan, persada kecintaan, taqwa jadi hiasan biarpun kehinaan di mata insan


21/05/10, engkau kirimkan pesan berisi tanya...


....
Apa kabar hati?
Masihkah ia seperti embun?
Merunduk tawadhu' di pucuk2 daun

Apa kbr iman?
Masihkah ia seperti karang?
Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian
....


23/05/10, kuterima sebuah pesan panjang darimu....

Wahai saudaraku, jadilah seekor burung yg tenang, yg bl bersuara dpt menenangkan hati seseorang, bila terbang menjadikan hati org yg melihatx menjadi indah, & bila ia singgah menjadikan tempat yg dsinggahi tetap seperti apa adax, tp tak akan lupa siapa penciptax walau ia terbang sebebas2x, hiasi wajahmu dgn senyuman.

Kala hatimu diselimuti amarah, gunakanlah wudhumu.
Kala hatimu dilanda gelisah, gunakanlah dzikirmu.
Kala kedamaianmu terusik, gunakanlah sholatmu.
Kala hatimu merasa gelap, nyalakanlah pelita cahaya imanmu
hanya dgn mengingat Allah-lah hatimu menjadi tènang.

Bila suatu hr km sndirian, maka jgnlh mngatakn bhwa aq sendirian, tp kataknlh dsisiq ad Allah yg memantauku.
Bila km dlm kondisi berat&sulit jgnlah km mngatakan bhwa aq sndirian, tak ada tmn yg mnemani yg bs mringankn masalahq, tp kataknlh ALLAH SWT tak'kan lengah sdiktpun trhdp urusan hamba2x.

27/05/10.. Apa lagi yang mampu kukatakan ketika membaca satu pesanmu ini?

Apa rahasia terbesar dalam hidup ini?
Melewati hari dengan penuh makna
Makna tentang cinta, ilmu dan iman

Dengan cinta hidup menjadi indah
Dengan ilmu hidup menjadi mudah
Dan dengan iman hidup menjadi terarah

Gapailah ketiganya
Dan kepada Allah lah manusia berharap

Kesuksesan itu bukan kekayaan,ketenaran,kepintaran, ketampanan dan kekuasaan. Tapi kesuksesan adalah ketika diberi cobaan dia sabar bukan sedih, ketika berbuat dia ikhlas bukan terpaksa, dan ketika diberi nikmat dia rendah hati dan introspeksi diri untuk lebih baik lagi bukan sombong dan lupa diri.

Kekuatan terbesar adalah ketika kita bersama Allah. Jika kita tidak merasa kehadiran-Nya, setidaknya kita yakin bahwa Dia selalu melihat kita. Kekuatan terbesar kedua adalah ketika kita selalu bersama hati kita sehingga nafsupun tak mampu menghampiri. Kekuatan terbesar ketiga adalah berjuang bersama orang-orang beriman.

~~~


Catatan ini kupersembahkan untukmu, wahai sahabat. Semoga Allah melipatgandakan pahala atas kebaikan hatimu...
READ MORE - Pesan dari Sahabat
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pementasan Malam



Baru saja kusaksikan sang mentari dengan penuh rendah hati mengalah, memberi kesempatan pada bulan tuk tampil di pentas langit. Maka langit yang tadinya terang benderang berhias awan yang begitu riang menari, perlahan berubah menjadi gelap, menyambut sang bulan yang tampil dengan pesona keanggunannya, memancarkan cahaya-cahaya temaram yang dengan lembut mengecup dasar-dasar bumi.

Bulan tak sendiri, kedatangannya diiringi oleh sekawanan bintang, meskipun q sebut “sekawanan” tapi sungguh bilangannya tak berbilang, masing2 memancarkan cahaya yang berkilau, seolah-olah ada seorang malaikat yang terbang sembari menghamburkan ribuan mutiara di atas langit sana. Indahnya sekali…..

Dan Pada Sang Awan, kubisikkan kalimat. “ makasih ya... malam ini tak kau sembunyikan sang bulan, terimakasih juga kau biarkan kerlip cahaya bintang-bintang itu melompat ke bola mataku. Biarkan.. biarkan mereka semua memperlihatkan pesonanya.

Dan aku… terduduk di sini. Menyaksikan seluruh rangkaian pementasan langit malam ini. Sesekali layar langit yang hitam, berhias kerlap-kerlip cahaya itu, seolah-olah berubah menjadi putih. Kulihat di dalamnya bayang-bayang yang semakin lama semakin menyata membentuk sosok manusia-manusia. yang dahulu pernah hadir mengisi ruang-ruang jiwa. teringat lagi akan senyum-senyum mereka, canda mereka, kebanyolan mereka, yang “hahaha” aku tertawa dibuatnya.

Kemanakah kalian semua teman-temanku? Sehatkah kalian? Adakah kalian telah sampai pada mimpi-mimpi yang engkau kejar tertatih-tatih?

Entahlah temanku, berjarak sudah kita, Oleh tempatkah? oleh waktukah? Oleh keduanya kah? Entahlah... mungkin... bahkan bukan oleh keduanya...

Mataku masih asyik menatap langit ketika angin malam mulai membelai lembut pundakku. semacam tepukan lembut yang menyadarkanku dari semua lamunan. Angin malam sepertinya tidak memberiku waktu yang cukup menemukan jawaban untuk semua pertanyaan itu.

“Ah, Sudahlah…” gumamku pelan.

Genta pun telah dibunyikan, memaksaku kembali ke dunia nyata. Sudah saatnya memberi kesempatan tubuh ini beristirahat. Tapi sebelum itu, sebentar saja, ingin kupejam kedua mata ini, menghadirkan kembali wajah-wajah kalian di depan mata jiwaku. Kepada hening malam kutitip salam rahmat dan berkah untukmu temanku.. Sehatlah selalu, bahagialah selalu, dan seperti bintang di atas langit sana, berkilaulah dengan cahaya-cahaya memukau yang bersinar terang dari dalam diri....

~Leonase~

READ MORE - Pementasan Malam
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS